SEJARAH PENETAPAN KALENDER HIJRIYAH

1. Latar Belakang

Sebelum penetapan Kalender Hijriyah, orang Arab pra-kerasulan Rasulullah Muhammad SAW telah menggunakan bulan-bulan dalam kalender hijriyah ini. Hanya saja mereka tidak atau belum menetapkan angka tahun, tetapi tahun diberi nama sesuai peristiwa yang terjadi pada tahun tersebut. Seperti, kita mengetahui bahwa kelahiran Rasulullah SAW adalah pada tahun Gajah.

Gagasan untuk membuat penanggalan Islam itu dapat direalisasikan ketika Khalifah Umar bin Al-Khaththab mejadi khalifah, sumber keterangan Al-Baruni menyatakan bahwa Khalifah Umar menerima surat dari Gubernur Basrah yang isinya menyatakan” Kami telah banyak menerima surat dari Amirul Muminin, dan kami tidak tahu mana yang harus dilaksanakan terlebih dahulu, dan kami telah membaca agenda kegiatan yang bertanggal Sya’ban, tapi kami tidak tahu persis Sya’ban mana yang dimaksud, apakah Sya’ban tahun ini atau Sya’ban tahun depan yang dimaksud. Baca lebih lanjut

HIKMAH MENGIKUTI CARA MAKAN YANG DICONTOHKAN OLEH RASULULLAH SAW

  1. Berdoalah sebelum makan dan minum, agar makanan dan minuman kita mengandung berkah.
    “Bismillaahirrahmaanirrahiim, Allahumma baariklanaa fiimaa rozaqtanaa waqinaa adzaabannaar”.  Ya Allah berilah keberkahan dalam rizki (makanan) kami, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
  2. Makan dan minum sambil duduk , sebagaimana HR,  Muslim dan Turmudzi dari Anas dan Qatadah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri, Qotadah berkata:”Bagaimana dengan makan?” beliau menjawab: “Itu kebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan Turmidzi)
    Bersabda Nabi dari Abu Hurairah,“Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan !”
     (HR. Muslim).
    Hikmah makan dan minum sambil duduk: Gambar UrethraMenurut Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani¹ berkata: “Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum  atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan.Dan Dr. Ibrahim Al-Rawi² menegaskan bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupkan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat tepenting pada saat makan dan minum. Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat. Baca lebih lanjut