KESEMPATAN EMAS MENGAKURASIKAN ARAH KIBLAT KITA

Kiblat adalah hal utama yang harus diperhatikan sebelum shalat. Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam Al Qur’ an surat Al Baqarah: 149, yang artinya, “Dan dari mana saja engkau keluar (untuk shalat), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka’ bah), dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka’ bah itu adalah benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan”.

Dengan ini, maka penentuan arah kiblat yang benar dalam shalat adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Besok Sabtu, tanggal 28 Mei 2011 pukul 16:18 WIB insya Allah akan ada peristiwa Istiwa A’ zham (Matahari di atas Ka’ bah), yang sangat bermanfaat untuk menentukan maupun mencocokkan arah Kiblat yang akurat dengan cara sederhana. Dalam ilmu falaq (astronomi), peristiwa itu dikenal dengan yaumu rasydil qiblah (Qiblat Day, hari untuk mencocokkan arah Kiblat), karena matahari tepat berada di atas Ka’ bah. Baca lebih lanjut

NIKMAT: TERMURAH DAN TERMAHAL

Nikmat dikelompokkan ke dalam 3(tiga) kategori, sesungguhnya kenikmatan merupakan hasrat manusiawi yang telah terpenuhi, termasuk hasrat duniawi sebagaimana Q.S. 3: 14 yang artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .” Ketiga kategori tersebut secara kronologis sebagai berikut:

  1. Nikmat Harta;
    Harta diberikan kepada semua orang yang mau berusaha dengan gigih dan sungguh-sungguh untuk mendapatkannya, tidak memandang ketaatan dan kekhusyu’annya dalam ibadah kepada Allah. Sehingga orang zhalim seperti Qarun pun diberi perbendaharaan harta yang banyak oleh Allah (Q.S. 28: 76). Karena Allah memberi rizki kepada manusia sesuai dengan yang diusahakannya (Q.S. 53: 39). Allah juga memberi harta kepada orang shalih seperti Sulaiman A.S. (Q.S. 27: 36), bahkan Sulaiman A.S. (diberi) anugerah kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudah Sulaiman A.S.(Q.S. 38: 35) Singkat kata, harta (kekayaan) diberikan kepada siapapun yang mau berusaha, karena harta merupakan nikmat yang termurah”. Baca lebih lanjut